Kamis, 08 Januari 2009
Serangan Israel Ke Palestina
Memasuki pekan kedua, serangan darat Israel terhadap Jalur Gaza belum juga reda, meskipun berbagai imbauan dan desakan masyarakat internasional berdatangan bagi perlunya serangan yang telah menelan korban lebih dari 500 orang itu dihentikan.
Pernyataan resmi
Indonesia, dalam kesempatan itu juga mengutuk serangan Israel di jalur Gaza itu, dan mendesak DK-PBB mengeluarkan resolusi untuk menekan Israel menghentikan serangannya, selain mendesak agar kelompok-kelompok Palestina bersatu kembali, dan dilanjutkannya perundingan proses perdamaian di Timur Tengah secara menyeluruh.
Secara resmi,
Pemerintah juga meminta DK-PBB untuk secara bulat menyepakati resolusi yang mewajibkan dihentikannya permusuhan oleh kedua pihak, serta menghidupkan kembali gencatan senjata yang dipantau oleh Tim Pengamat PBB.
Dalam hal ini,
Serangan kejam serdadu negara Yahudi terhadap rakyat Palestina, termasuk wanita dan anak-anak itu dituding oleh pemimpin
Serangan darat sebagai kelanjutan serbuan udara
Namun demikian tidak ada tanda-tanda negara Yahudi itu menghentikan agresinya sedangkan PBB gagal melahirkan resolusi, meskipun Sekjen Ban Ki-moon menyatakan ‘kekhawatiran dan kekecewaannya yang mendalam.’
Dalam pernyataannya, PM Israel, Ehud Omert mengatakan bahwa
Sejumlah besar pasukan angkatan darat, meliputi pasukan-pasukan tank, infantri, pakar teknik, artileri dan intelijen sejak Sabtu menerobos wilayah
Menurut mereka, operasi bertujuan menghancurkan infrastruktur Hamas, mengambil-alih beberapa tempat peluncuran roket, untuk membungkam serangan para pejuang Hamas. Sejumlah korban sipil, termasuk wanita dan anak-anak berjatuhan, menjadikan total korban di kalangan rakyat Palestina mencapai lebih dari 400 orang dan ribuan lainnya luka-luka.
Pernyataan militer
Menghadapi serangan darat Israel, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, menyatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan para pejuang yang rela mati sahid untuk menghadapi serangan darat Israel.
“Musuh Zionis akan terkejut, dan akan menyesal telah melancarkan operasi semacam itu, dan akan berharga mahal karena para pejuang kami sedang menunggu dengan sabar, untuk menghadapi mereka secara langsung,” kata pernyataan Al-Qassam.
Pemimpin Parlemen
Sebelumnya, Teheran mengatakan, serangan darat Israel di Jalur Gaza merupakan kesalahan strategis, dan meyakini bahwa Israel tidak akan pernah bisa melenyapkan kelompok Hamas.
“Serangan darat rezim Zionis adalah kesalahan strategis, dan tujuan melenyapkan Hamas tidak akan dapat dicapai karena Hamas adalah satu bangsa, dan satu bangsa tidak akan pernah dapat dimusnahkan,” kata Menlu Iran Manouchehr Mottaki.
Mottaki mengatakan, warga Muslim di Gaza sedang menghadapi genosida paling buruk, dan negara-negara di dunia harus mencari penyelesaian logis atas pertumpahan darah dan perang tidak seimbang itu. Paling tidak, masyarakat dunia harus berusaha mengirimkan barang-barang bantuan kepada rakyat wilayah itu.
Jenderal Mohammad Ali Jafari menyatakan keyakinannya, bahwa rakyat
Komandan militer
Sementara itu di
Setelah hampir empat jam konsultasi tertutup, para anggota DK gagal mencapai kesepakatan yang akan meminta Israel dan HAMAS untuk mengakhiri perang delapan hari, yang menewaskan paling tidak 460 warga Palestina itu.
Dubes Prancis, Jean Maurice Ripert, yang menjadi ketua DK bulan ini mengatakan tidak tercapainya persetujuan resmi di antara negara-negara anggota, namun dia menyatakan cemas yang mendalam atas meningkatnya aksi kekerasan dan semakin memburuknya situasi di Gaza.
Rancangan pernyataan yang diajukan oleh
Karena itu, Sekjen Liga Arab, Amir Mussa, menuduh bahwa DK “mengabaikan” serangan-serangan Israel atas Jalur Gaza, dan mengatakan bahwa penundaan menyetujui resolusi Gaza adalah bukti gagalnya DK PBB menangani konflik ini.
Sikap DK PBB seperti ini, menurut Mussa sangat berbahaya.
Sementara itu, peninjau tetap Palestina di PBB, Riyad Mansoir, memperingatkan bahwa jika serangan
“Ini jelas tidak bermoral, ilegal, dan tidak bisa diterima dan DK PBB tak boleh terus duduk berpangku tangan dan tidak memaksa
Di Brussels, Komisi Eropa menyerukan
Kewajiban menghormati prinsip-prinsip hukum kemanusiaan internasional adalah universal, dan serangan-serangan dari pihak lain yang membunuh atau melukai penduduk sipil secara membabi-buta jelas tak bisa diterima, katanya.
Hingga Ahad, aksi demonstrasi